Sabtu, 05 Januari 2013

Alasan wanita lebih cepat gemuk

Alasan wanita lebih cepat gemuk - Jika diperhatikan, wanita cenderung lebih mudah gemuk dibanding pria. Yes, kenaikan berat badan wanita lebih cepat.


Namun, kenapa bisa begitu ya?

Kehamilan. Kenaikan berat badan yang dianjurkan selama kehamilan adalah berkisar 10-15 kg. Namun, banyak wanita yang tak bisa menurunkan berat badannya pasca persalinan. Apalagi melakukan diet setelah melahirkan tidak diperbolehkan karena akan mempengaruhi kualitas ASI.

Mudah emosi. Banyak wanita yang mengaku melampiaskan emosinya pada makanan. Saat sedang senang, marah, atau sedih, makanan manis akan menjadi penawarnya.

Malas gerak. Wanita juga paling malas untuk melakukan olahraga. Bagi wanita, olahraga malah merusak make up dan penampilan mereka. Jadi pantas saja jika badan wanita mudah melar kesamping.

Gen. Tubuh wanita secara alami akan menyimpan lebih banyak lemak

dibanding pria. Menurut Michele Olson, PhD, Profesor di Auburn

University Montgomery, pria memiliki massa metabolisme lebih aktif pada

tubuhnya. Para pria cenderung lebih banyak memiliki otot yang banyak,

ukuran jantung dan ginjal yang lebih besar, serta jumlah lemak yang

proporsional untuk total berat badannya.

Setiap 1 pon otot mampu membakar 6 kalori. Jantung dan ginjal merupakan

konsumen tubuh yang masing-masing membutuhkan setidaknya 100 kalori per

hari. Dan, lemak hanya membakar 2 kalori setiap ponnya.

Selasa, 01 Januari 2013

Hukuman kebiri buat penjahat seksual Turki

Hukuman kebiri buat penjahat seksual Turki - Sementara rakyat India bergerak menuntut hukuman gantung bagi para pemerkosa, Pemerintah Turki sedang mempertimbangkan hukuman berat, yang bakal memberi efek jera pada para penjahat kelamin kelas berat: dikebiri.

Sebuah draf berjudul, "RUU Kesehatan Reproduksi dan Pelecehan Anak" saat ini dalam proses untuk dijadikan UU, memuat aturan pengebirian secara kimiawi, terutama pada para paedofil. Demikian laporan yang dimuat koran Turki, Todays Zaman, seperti dilansir situs Al Arabiya (31/12/2012).

Draf yang disetujui Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan itu mengusulkan, "intervensi medis untuk pelaku kejahatan seksual pada anak-anak serta narapidana yang secara klinis didiagnosis sebagai paedofil."

Namun, belum ada penjelasan implementasi teknis. Kementerian Kesehatan yang kemudian akan merumuskannya.

RUU teranyar itu juga makin melindungi korban, dengan melepas syarat laporan ahli dari  Dewan Kedokteran Forensik (ATK) dalam kasus pemerkosaan untuk membuktikan bahwa psikologi korban telah terkena dampak negatif.

Selain itu, para penjahat seksual juga akan menghadapi hukuman lebih berat. Khusus bagi paedofil dan pelaku seksual yang menargetkan korban penyandang cacat, ancamannya tidak main-main. Makin berat.

Draf juga mempertahankan aturan aborsi legal usia kandungan 20 minggu -- dalam kasus korban pemerkosaan. Namun dalam RUU terbaru para dokter diimbau untuk meyakinkan korban untuk tak menggugurkan kandungannya. Sebaliknya, dokter yang melakukan aborsi ilegal diancam 8 tahun pidana.

Pengebirian bukan kali pertamanya diterapkan. Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman telah bereksperimen dengan pengebirian kimia bagi pemerkosa dan penganiaya seksual, khususnya bagi para residivis dan paedofil.

Bagaimana teknis pengebirian secara kimiawi itu

Tidak seperti pengebirian bedah, di mana testis dihilangkan,  pengebirian kimiawi tidak mengebiri atau mensterilkan orang, tetapi hanya untuk mengurangi libido dan aktivitas seksual seseorang.

Misalnya yang telah dilakukan di Korea Selatan. Seperti dimuat KBS, hukuman itu kali pertama dilakukan atas pria bermarga Park, berusia 45 tahun itu pada tahun 2002 dijatuhi hukuman 3 tahun penjara dan tambahan 7 tahun di sebuah rumah tahanan.

Sebelumnya, dia telah dipidana 3 kali atas tindakan pemerkosaan secara berulang kali dan waktu hukuman di penjaranya akan berakhir pada akhir Juli mendatang.

Melalui diagnosa, Park dinyatakan mengidap penyakit paedofilia dalam pemeriksaaan mental yang dilaksanakan sebelum pembebasan. Untuk itulah, dia diperintah untuk dikebiri secara kimiawi.

Park juga mengenakan gelang kaki penanda selama 3 tahun dan dilarang keras memasuki arena fasilitas untuk anak-anak.

Minggu, 23 Desember 2012

Makhluk Aneh Ditemukan Dalam Kepompong Berusia 200 Juta Tahun

Makhluk Aneh Ditemukan Dalam Kepompong Berusia 200 Juta Tahun - Sekitar 200 juta tahun yang lalu, seekor lintah melepas kepompong berlendir yang  tanpa disadari membungkus dan menjebak hewan aneh dengan ekor yang elastis, mengawetkannya sampai para peneliti menemukan makhluk yang berbentuk seperti tetesan air mata itu di Antartika baru-baru ini.

Kepompong tersebut tampak seperti yang dihasilkan oleh lintah hidup, seperti lintah yang digunakan untuk pengobatan. Terbungkus di dalamnya, adalah hewan yang seperti bel yang tampak mirip dengan spesies di genus Vorticella, tubuhnya memanjang 25 mikron (selebar sekitar beberapa helai rambut manusia) dengan sebuah tangkai yang melingkar erat yang panjangnya sekitar dua kali lipat dari itu. Dan sama seperti semua eurkaryotes, organisme tersebut dilengkapi dengan sebuah inti — dalam hal ini, sebuah inti berbentuk tapal kuda besar terdapat di dalam tubuh utamanya. (Satu mikron sama dengan sepersejuta meter).

Hewan yang berbentuk seperti bel tersebut hidup selama Zaman Trias Akhir, ketika suhu Bumi jauh lebih hangat, dengan hutan hujan lebat memenuhi pegunungan yang sekarang dikenal dengan Transantarctic Mountain Range, tempat hewan tersebut ditemukan. Pada saat itu, Antartika merupakan bagian dari superbenua Gondwana, meskipun masih terletak di wilayah lintang tinggi.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tangkai melingkar, yang digunakan untuk mengikat substrat, mungkin merupakan salah satu mesin seluler tercepat yang pernah diketahui, perubahan dari struktur seperti kabel telepon ke kumparan ketat pada kecepatan sekitar 8 cm per detik.

Mengawetkan jaringan lunak

Mungkin hal yang lebih menakjubkan adalah bahwa makhluk bertubuh lunak dan mikroskopis tersebut selamat dalam masa yang keras tersebut. Mengawetkan organisme bertubuh lunak seperti makhluk tersebut dengan lama sangatlah rumit dan memerlukan beberapa bantuan dari luar untuk menjaga jaringan tersebut terhindar dari kerusakan.

Dalam kasus ini, kepompong yang berlendir tersebut berfungsi lebih baik dalam mengawetkan hewan daripada yang dilakukan getah pohon alias ambar. "Pengawetan semacam ini memang cukup aneh, tapi organisme bertubuh lunak biasanya tidak bisa menjadi fosil kecuali jika mereka dengan cepat masuk ke dalam medium yang mencegah pembusukan lebih lanjut," kata para peneliti dan ahli paleobotani, Benjamin Bomfleur, dari Biodiversity Institute di University of Kansas kepada LiveScience.

Berikut adalah pendapat para peneliti tentang bagaimana pengawetan cepat tersebut terjadi: "Seekor lintah mengeluarkan kepompong berlendir yang disimpan di bawah air atau di daun yang basah, di suatu tempat dalam sistem sungai yang di masa kini disebut Antartika," kata Bomfleur.

Hewan berbentuk bel tersebut pasti menggunakan tangkai panjang yang mampu menyusut dengan cepat untuk menempelkan dirinya ke kepompong segera sesudah itu, sehingga membuatnya terjebak dan benar-benar terbungkus oleh kepompong yang masih berlendir tadi, dan mengeras dalam beberapa jam hingga beberapa hari.

"Kepompong dengan hewan seperti bel tadi kemudian tertanam di dalam lumpur yang dari waktu ke waktu berubah menjadi lapisan sedimen tempat kami menemukannya sekitar 200 juta tahun kemudian," jelas Bomfleur.

Satu-satunya contoh lain dari pengawetan jenis ini berasal dari kepompong berusia 125 juta tahun yang membungkus cacing nematoda dan ditemukan di Svalbard.

Mengidentifikasi makhluk aneh tersebut
Ketika Bomfleur pertama kali melihat hewan kecil dalam sampel yang ia kumpulkan dari Antartika, dia tidak tahu apa yang ia lihat dan tidak punya waktu untuk berkonsultasi dengan seorang ahli mikrofosil seperti ini, karena ia sedang menyelesaikan gelar doktornya.

"Pada tahun ini, saya akhirnya menemukan waktu yang tepat untuk mencari seseorang yang memiliki keahlian tentang mikroorganisme air tawar untuk mendapatkan pendapat ahli terhadap penemuan itu," kata Bomfleur, seraya menambahkan bahwa ia menghubungi Ojvind Moestrup dari University of Copenhagen.

Bomfleur ingat saat Moestrup melihat fosil tersebut dan berkata, "Untuk mengidentifikasi mikrofosil sering kali sangat sulit atau tidak mungkin, tapi yang satu ini ternyata mudah. Vorticella ciliata dan struktur sprial tersebut adalah tangkainya."

Bomfleur dan rekan-rekannya merinci penelitian mereka pekan ini dalam jurnal "Proceedings of the National Academy of Sciences".